Sunday, April 13, 2014

Sentra Kerajinan Keramik di Indonesia

Salah satu cabang dari seni rupa terapan ialah seni kriya keramik. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos. Artinya, suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.





Sebagai negara yang kaya akan budayanya, Indonesia memiliki banyak sentra kerajinan, termasuk seni keramik. Berikut ini adalah beberapa daerah penghasil kerajinan keramik di Indonesia:




1.  Sentra Kerajinan Keramik Dinoyo (Malang, Jatim)

Sentra keramik Dinoyo, Malang, sudah eksis sejak tahun 1957. Awalnya lingkungan persawahan ini terbentuk sebagai sentra gerabah dan memproduksi perlengkapan rumah tangga.

Melihat perkembangan keramik China, para pengrajin asal daerah Dinoyo  kemudian mengembangkan keramik semi porselen dan namanya terus dikenal hingga kini. Warna lain dari produksi keramik mulai terlihat sejak 1995.

Pembeli ritel tersebar di Bali, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Jakarta. Kebanyakan adalah pemilik galeri, toko suvenir, toko aormaterapi, juga sejumlah hotel di Malang. Selain pembeli berasal dari dalam negeri, 10% penggemar keramik Cenderamata berasal dari luar negeri.



2.  Sentra Kerajinan Keramik Kasongan (Bantul, DIY)

Disini kita dapat menemukan berbagai karya gerabah, yang berjumlah ratusan bahkan ribuan dengan jenis, bentuk dan ukuran. Sentra kerajinan ini terletak di desa Bangunjiwo, Bantul.

Pada masa penjajahan Belanda, di  sebuah daerah di selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga akhirnya satu persatu melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Tanah yang telah dilepas inipun kemudian diakui oleh penduduk desa lain. 

Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk mengisi hari, warga tersebut memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Mereka memanfaatkan tanah yang ada, kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang keperluan dapur atau mainan anak-anak. Begitulah awal mula kerajinan keramik di Kasongan.



3.  Sentra Kerajinan Keramik Kiaracondong (Bandung, Jabar)

Sentra kerajinan keramik Kiaracondong merupakan pusat kerajinan keramik terbesar di Kota Bandung. Hampir sebagian besar penduduka di wilayah ini berprofesi sebagai perajin keramik.

Sejarah keramik di Kota Bandung dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, ketika kota ini mulai dibangun pada tahun 1920-an. Keramik yang pertama berkembang saat itu adalah keramik-keramik yang dibutuhkan sebagai bahan bangunan, seperti pipa (hong), genting, batu bata, dan lainnya. Keramik-keramik tersebut digunakan dalam pembangunan berbagai fasilitas kota.

Daerah yang terkenal sebagai penghasil keramik hias pertama di Kota Bandung adalah Kiaracondong. Pada akhir tahun 1980-an, ketika jumlah perajin di Kiaracondong telah semakin banyak, beberapa diantaranya membuka tempat produksi baru di pinggiran Kota Bandung. Perajin Kiaracondong dan pecahannya terkenal karena guci hias dengan gaya China kuno dengan ukuran besar.



4. Sentra Kerajinan Keramik Plered (Purwakarta, Jabar)

Salah satu sentra industri keramik yang ada di Jawa Barat terletak di Plered, Kab. Purwakarta. Sentra industri kecil ini terletak di Desa Anjun, Citeko, dan Desa Pamoyanan. 

Dari tempat ini, berbagai bentuk dan ukuran keramik dibuat.Pembuatan keramik Plered memang sudah berlangsung turun temurun dan diperkirakan dimulai sejak tahun 1904.

Awalnya, masyarakat sekitar membuat keramik untuk memenuhi perkakas rumah tangga. Tapi, pada akhirnya kerajinan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat sekitar.




No comments:

Post a Comment